Menghitung Biaya Listrik
Alat-Alat Elektronik
Kadang
kala, saat setelah mengganti sebuah perangkat elektronik lama di rumah,
kita merasakan perubahan dari biaya listrik yang harus di bayarkan per
bulannya. Entah perubahan kenaikan atau penurunan jumlah biaya yang
harus di bayarkan, kondisi tersebut sering kali membuat penasaran dan
menimbulkan pertanyaan, “Kok, bisa berubah ya…?”
Seringkali kita kurang memahami dengan baik produk perangkat
elektronik seperti apa yang telah kita beli. Pemahaman awal dari sebuah
produk selalu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak
produsen. Baik melalui iklan media cetak / elektronik, atau pembicaraan
dari mulut ke mulut. Sementara itu, selama kita belum memiliki / membeli
produk tersebut, semua informasi yang disampaikan mirip seperti sebuah “lagu merdu” di telinga kita.
Sebenarnya, ada hubungan erat antara nilai uang dengan tingkat
kecanggihan sebuah produk perangkat elektronik. Dengan mengetahui
besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sebuah
perangkat elektronik, kita dapat memiliki sebagian pemahaman dan
penilaian sendiri atas teknologi dari produk perangkat elektronik
tersebut. Tetapi, harus diingat, hal itu hanya berlaku dalam ruang
lingkup besar pemakaian daya saja. Bukan aksesori yang melengkapi
penampilan dan fisik perangkat.
Untuk bisa membuat perhitungan biaya pemakaian daya sebuah / beberapa
perangkat elektronik, kita harus memiliki beberapa data yang menjadi
dasar dalam melakukan perhitungan, yaitu : harga listrik per kwh dan
nilai konsumsi daya perangkat.
Mengetahui harga listrik per kwh…
Hal pertama yang perlu diketahui adalah harga per kwh dari instalasi
listrik terpasang di rumah, karena setiap kapasitas listrik terpasang
memiliki harga per kwh yang berbeda. Ada dua cara untuk mendapatkan
nilai ini, yaitu menanyakan langsung kepada PLN atau menghitung sendiri.
Jika hendak menghitung sendiri, kita perlu mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari pemakaian listrik selama sebulan di rumah.
Misalnya, instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya
bulan kemarin sebesar 243 kwh dan biaya yang harus dibayarkan kepada
PLN adalah sebesar Rp. 210.000,-.
Maka harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
210.000 / 243 = Rp. 864,2,- per kwh atau sama dengan :
864,2 / 1000 = Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga listrik per kwh sebesar Rp. 864,2,- ini merupakan nilai dasar
untuk mendapatkan besar biaya pemakaian setiap perangkat elektronik di
rumah. Walaupun (mungkin) tidak 100% sama dengan nilai per kwh yang
disosialisasikan oleh PLN, nilai ini adalah nilai real (nyata) yang
berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya oleh kita untuk memenuhi
kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan harga per kwh listrik di atas adalah contoh. Anda harus
menghitung berdasarkan biaya rekening bulanan dan pemakaian daya listrik
di rumah terlebih dulu. Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan nilai
harga per kwh listrik yang berlaku di rumah anda.
Setelah mengetahui harga per kwh, kita tinggal menghitung besar
pemakaian daya untuk pengoperasian sebuah / beberapa perangkat
elektronik yang ada di rumah.
Berdasarkan metode pengoperasian-nya, konsumsi daya perangkat
elektronik di bagi menjadi dua, yaitu statis (tetap) dan dinamis
(berubah-ubah). Pengertian dari konsumsi daya statis adalah perangkat
akan mengkonsumsi jumlah daya yang sama terus menerus dari awal
pengoperasian hingga akhirnya dimatikan / mati dengan sendirinya
(otomatis). Sedangkan pengertian konsumsi daya dinamis adalah perangkat
hanya mengkonsumsi daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu.
Kondisi / ukuran tersebut ditentukan oleh sebuah suku cadang tambahan
yang sudah ada di dalam perangkat tersebut. Suku cadang tambahan ini
berfungsi sebagai penentu dan pemicu kapan mesin harus menyala atau mati
secara otomatis dan berkesinambungan.
Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Statis…
Perangkat elektronik dengan konsumsi daya statis yang sudah
pasti kita gunakan di rumah adalah lampu penerangan. Beberapa perangkat
elektronik umum lainnya yang mengkonsumsi daya secara statis adalah
kipas angin, vacuum cleaner, komputer dan televisi.
Cara menghitung biaya pemakaian daya untuk tipe perangkat elektronik
seperti ini sangat mudah, karena jumlah daya yang digunakan tetap sama
dari awal dioperasikan hingga akhirnya dimatikan.
Contoh 1 :
Lampu penerangan berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12 jam sehari :
pemakaian per hari :
= ((5 Watt / 1000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,005 kwh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,06 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 51,85,-
pemakaian per bulan :
= Rp. 51,85,- x 30
= Rp. 1.555,56,-
Kesulitan dalam menghitung pemakaian daya
lampu penerangan adalah tidak ada kepastian waktu secara presisi kapan
tepatnya lampu menyala atau mati. Jadi, jika anda memiliki unit lampu
penerangan cukup banyak (> 5 unit) dengan penghuni rumah lebih dari 2
orang, akan sulit untuk mendapatkan hasil akurat dari jumlah pemakaian
daya oleh masing-masing lampu. Saya tidak menemukan cara terbaik untuk
mendapatkan hasil yang akurat selain mengatur posisi lampu dan
mengotomatisasi nyala-mati lampu-lampu tersebut menggunakan timer.
Contoh 2 :
Televisi berdaya 0,8 Ampere ~ 220 Volt,
rata-rata dioperasikan selama 12 jam sehari. Nilai daya dalam satuan
Watt untuk 0,8 Ampere adalah 0,8 Ampere x 220 Volt = 176 Watt. Maka,
biaya pemakaian daya televisi 0,8 Ampere dengan rata-rata pemakaian
selama 12 jam adalah :
pemakaian per hari :
= ((176 Watt / 1000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,176 kwh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 1.825,19,- x 30
= Rp. 54.755,71,-
Contoh 3 :
Kipas angin berdaya 45 Watt yang digunakan rata-rata selama 8 jam sehari. Maka, biaya pemakaian dayanya menjadi :
pemakaian per hari :
= ((45 Watt / 1000) x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,045 kwh x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,36 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 311,11,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 311,11,- x 30
= Rp. 9.333,3,-
Perlakuan pada Komputer / Laptop…
Pada perangkat komputer jenis PC (Personal Computer), pemakaian daya
saat dioperasikan sangat bergantung dari perangkat tambahan yang
tersambung dengan CPU.
Misalnya, ada monitor yang mengkonsumsi daya langsung dari CPU, namun ada juga yang harus disambungkan pada stopkontak terpisah.
Untuk monitor dengan sumber daya terpisah dari CPU, anda harus
menghitung konsumsi dayanya terpisah juga dengan perhitungan konsumsi
daya CPU. Sedangkan untuk unit monitor dengan sumber daya berasal CPU,
pemakaian dayanya tidak perlu diperhitungkan lagi karena sudah termasuk
dalam konsumsi daya CPU. Konsumsi daya untuk CPU itu sendiri tergantung
dari kapasitas Power Supply Unit yang terdapat di dalam CPU. Konsumsi
daya Power Supply Unit terbesar yang saya ketahui untuk PC kompatibel
adalah 575 Watt.
Sama halnya dengan laptop, konsumsi daya (tanpa baterei) sangat
bergantung dari kapasitas adaptornya. Kapasitas adaptor terbesar untuk
laptop kompatibel yang saya ketahui adalah 1,6 Ampere – 220 Volt atau
1,6 Ampere x 220 Volt = 352 Watt
Cara perhitungan biaya pemakaian daya kedua perangkat tersebut adalah
sama dengan perhitungan sebelumnya dari dua contoh terakhir di atas.
Anda tinggal mengganti besar daya (Watt) dan lama pemakaian (jam) saja.
Kemudian dikalikan nilai rupiah dari harga per kwh sesuai instalasi
listrik terpasang.
Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Dinamis…
Menghitung biaya pemakaian daya perangkat elektronik yang menggunakan metode konsumsi daya dinamis
agak sedikit rumit. Ada dua metode konsumsi daya dinamis yang biasa
digunakan pada mayoritas perangkat elektronik dipasaran. Yaitu, metode
#nyala – siaga# yang berlangsung hanya satu siklus saja (mis. rice
cooker, coffee maker, termos listrik dll) dan yang otomatis berulang
secara berkesinambungan (mis. Air Conditioner / AC, lemari es, strika
dll).
Metode satu siklus…
Metode konsumsi daya satu siklus, lebih
banyak diterapkan pada perangkat yang berhubungan dengan perangkat
memasak. Biasanya, walaupun tidak selalu, pemakaian daya
perangkat-perangkat ini diawali dengan proses memasak terlebih dulu.
Setelah proses memasak selesai, akan dilanjutkan dengan kondisi tetap
hangat (“keep warmed”).
Contoh 4 :
Rice cooker 1,8 liter berdaya 350 Watt
mampu menanak 0,8 liter beras menjadi nasi dalam waktu 25 menit. Maka
pemakaian daya rice cooker selama 25 menit adalah :
= ((350 / 1000) x 25) / 60
= (0,35 x 25) / 60
= 8,75 / 60
= 0,14583 kwh atau 0,14583 x 1000 = 145,83 Watt.
Sehingga, biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian daya listrik sebesar 0,14583 kwh :
= 0,14583 x 864,2
= Rp. 126,03,-
Jika tindakan menanak beras dilakukan
setiap hari dan langsung dimatikan setelah proses menanak selesai (tanpa
dilanjutkan mode “keep warmed”), maka biaya yang harus dibayarkan untuk
pemakaian rice cooker selama sebulan adalah :
= Rp. 126,03,- x 30
= Rp. 3780,9,-
Metode siklus berulang
Kerumitan yang pasti dialami adalah pada
perangkat elektronik dengan metode konsumsi daya otomatis berulang. Jeda
waktu siaga saat perangkat beroperasi tidaklah selalu pasti sama dari
waktu ke waktu. Sulit menentukan pemakaian daya yang akurat dengan
kondisi jeda waktu siaga yang berubah-ubah. Seperti dalam menentukan
pemakaian daya untuk AC split sebagaimana contoh di bawah ini.
Contoh 5 :
Misalnya, AC berkapasitas 1 PK ~ 540 Watt.
Maksud dari memiliki daya sebesar 540 Watt adalah AC akan mengkonsumsi
daya sebesar 540 Watt terus-menerus selama 1 jam penuh untuk beroperasi
pada batas maksimum yang dimilikinya. Misalnya, batas maksimum suhu
ruangan yang dapat di-dingin-kan sebuah AC adalah hingga mencapai 0°
Celcius. Maka, untuk mencapai temperatur suhu ruangan dan
mempertahankannya pada level temperatur 0° Celcius, konsumsi daya yang
dibutuhkan dalam satu jam adalah 540 / 1000 = 0,54 kwh.
Seandainya kita hendak mendinginkan suhu
ruangan 30° C menjadi 27° C, maka konsumsi daya AC per jam-nya tidak
akan mencapai 0,54 kwh. AC tetap akan mengkonsumsi daya sebesar 0,54
kwh, namun tidak berlangsung terus menerus selama 1 jam penuh. Aktivitas
nyala mesin (kompressor) AC dipicu oleh sensor temperatur yang biasa
disebut dengan thermostat. Jika suhu ruangan yang diterima thermostat
lebih besar dari 27° C, maka mesin otomatis akan menyala untuk
mendinginkan ruangan agar suhu ruangan menjadi 27° C. Kemudian,
aktivitas mesin akan berhenti (standby / siaga) selama suhu ruangan
berada pada temperatur 27° C. Saat suhu ruangan kembali naik di atas 27°
C, mesin akan kembali menyala mendinginkan ruangan. Demikian siklus
aktivitas pengoperasian nyala mesin yang terjadi pada AC.
Sekarang, kita asumsikan AC beroperasi
selama 8 jam dalam sehari untuk mendinginkan ruangan hingga temperatur
27° C. Kondisi yang terjadi saat pertama kali dinyalakan, mesin
beroperasi selama 15 menit untuk mendinginkan ruangan. Selanjutnya,
setiap kali siklus proses mendinginkan ruangan, mesin menyala selama 10
menit dan siaga selama 5 menit. Dalam satu jam beroperasi, terjadi 60 /
15 = 4 kali siklus mendinginkan ruangan. Empat kali mesin menyala selama
4 x 10 = 40 menit dan empat kali mesin siaga selama 4 x 5 = 20 menit.
Dengan rata-rata pengoperasian AC selama 8 jam sehari, maka mesin akan
menyala selama 8 x 40 menit dengan tambahan waktu 5 menit (15 – 10) saat
pertama mesin kali dinyalakan. Sehingga, konsumsi daya sebenarnya oleh
mesin selama 8 jam pengoperasian adalah 320 + 5 = 325 menit.
Seandainya dilakukan penghitungan ulang
besar daya yang sebenarnya di konsumsi oleh AC 1 PK ~ 540 Watt untuk
beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C selama 8 jam
adalah :
= ((540 Watt / 1000) x 40,63 menit) / 60
= (0,540 kwh x 40,63 menit) / 60
= 21,93 kwh / 60
= 0,365625 kwh per jam atau 0,365625 x 1000 = 365,63 Watt per jam
* 40,63 menit = 325 menit / 8
Jadi, konsumsi daya penuh setiap jamnya
selama 8 jam waktu beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27°
C, hanya 365,63 Watt saja, bukan 540 Watt.
Dengan kondisi siklus nyala mesin sama
sebagaimana dicontohkan di atas, maka biaya yang harus dibayarkan selama
8 jam beroperasi adalah :
pemakaian per hari :
= (0,365625 x 8) x Rp. 864,2,-
= 2,92 x Rp. 864,2,-
= Rp. 2.527,78,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 2.527,78,- x 30
= Rp. 75.833,55,-
Jika konsumsi daya AC dihitung berdasarkan kapasitas maksimumnya, maka akan terlihat jelas selisih perbedaannya :
pemakaian per hari :
= ((540 / 1000) x 8) x Rp. 864,2,-
= (0,54 x 8) x Rp. 864,2,-
= 4,32 x Rp. 864,2,-
= Rp. 3.733,34,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 3.733,34,- x 30
= Rp. 112.000,32,-
* Asumsi : 1 bulan = 30 hari
Sumber : listrikdirumah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar